Senin, 26 Mei 2008

anjing

Komfornitas adalah perubahan perilaku atau kepercayaan menuju (norma) kelompok sebagai akibat tekanan kelompok yang realatau yang dibayangkan.Untuk mengenal dan lebih memahami apa itu komfornitas,mari kita lihat contoh studi kasus tentang:

“CAP” PEMUDA PEMBERONTAK !!!!!!!

Apa itu “Pemberontak” ?

Seperti layaknya “berontak”,sebuah kata yang begitu sukar dimaknai, para “pemberontak: adalah juga pribadi-pribadi yang tidak begitu mudah dipelajari.Dalam sebuah essai panjang Albert Camus yang berjudul “THE REBEL “ tertulis “……………...pemberontakan dan nilai-nilai yang ada di dalamnya serinngkali bersifat relative”.Berdasarkan kerelatifan itu saya mencoba mengemukakan arti dari pemberontak itu.yaitu mereka-mereka yang membutakan diri terhadap kemungkinan adanya kebenaran lain dengan enggan menengok jalan alternative lain selain yang mereka pilih.Setiap pemberontakan memerlukan keberanian yang besar.Dan dalam keberanian yang besar itulah ada resiko dan pengorbanan yang yang sama besar dan bahkan lebih besar.Tetapi dewasa ini,para pemuda cenderung hanya mengikuti trend tanpa memgang nilai-nilai dari pemberontakan itu sendiri.dengan kata lain mereka hanya ikut-ikutan sok pemberontak tanpa sebuah pemahaman yang substansial tentang arti pemberontakan itu sendiri.

Kerugian menjadi bagian dari pemberontak !!!!!

Penekanan kerugian ini ditujukan hanya untuk mereka yang sekadar menjadi “BAWANG KOTHONG” dari komunitas “pemberontak”.kerugian –kerugian yang terjadi memng tidak terlihat secara jelas,tetapi dampak terhadap pemikiran mereka itulah yang secara bertahap akn menunjukkan perubahan yang sangat signifikan.dimulai dengan tidak memperhatikan pola-pola alternative selain pola yang mereka pilih.dilanjutkan dengan menjadikan “pemberontakan” sebagai budaya popular yang kehilangan makna.memang banyak para remaja kaum “pemberontak” yang tahu pasti apa yang dilakukan dan di jalankan.tetapi lebih banyak lagi remaja yang merupakan bagian dari kaum “pemberontak” yang hanya berlaku plagiat agar dapat dikatakan GAUL dandapat diterima dalam komunitas kaum “pemberontak” yang ingin dimasukinya.

Fakta penguat pemberontak “bawang kothong”

Sang Bintang Merah,Mohawk bercampur tidak jelas dengan Swastika, dan bendera AS.Remaja yang akan senang dipanggil pemberontak ini bahkan mungkin tidak pernah berpikir siapa orang yang mereka bawa dalam emblem dan pin.100% tak ada lagi rasa kebanggaan ideologis saat memamerkan Bintang Merah di kaos.contoh gampang lainnya adalah masalah hip-hop dan rap.Rap,mengutip tulisan Douglas kellner dalam bukunya Media Culture yang begini bunyinya “Articulated the experiences and conditions of black Americans living in violent ghetto conditions and become a powerfull vehicle for political expressions,articulating the rage of Africans Americans facing growing oppression and declining opportunities for advancement,in wich bare survival became an important issue”.inilah sejatinya rap.berbedadengan keadaan rap dan hip-hop sekarang ini yang syarat dengan emas,mobil mewah,dan tentunya wanita.tidak ada lagi sajak kemareahan kaum Afro menghadapi penindasan.Pemberontakan adalah hal yang sangat sacral.pemberontakan sekarang ini tentu ada untuk melakukan pemberontakan terhadap nilai-nilai yang lama.begitu juga pemberontakan yang akan dating ada untuk melaskukan pemberontakan nilai-nilai yang ada sekarang.Dan pemberontakan terlalu Tidak sedikit sacral untuk sekedar ditonjolkan dalam symbol-simbol belaka.dan lebih parah lagi ada remaja yang lebih baik memilih menunjukkan identitas sebagai pelawan daripada mempelajari tentang apa perlawanan itu sendiri.Pertunjukan ini,akan membuka sebuah jalan bagi penghilangan makna yang tersirat di dalam tubuh perlawanan itu sendiri.

Faktor pendukung pemberontak “bawang kothong”

· Penmpuhan pencarian jati diri yang terlalu lama dan tidak menentu.dalam keadaan seperti ini seorang remaja mengalami masa transisi dimana setiap pengaruh yang akan masuk tidak disaring dengan filter yang cukup kuat.maka otak remaja ini sangat mudah terpengaruh oleh hal-hal yang sifatnya baru dan belum pernah dicoba.

· Tuntutan gengsi yang tinggi diantara sebaya.dengan acuan adanya semacm ejekan atau gurauan tentang komunitas masing-masing teman sebaya.

· Perasaan ingin dianggap oleh lingkungan.Tidak sedikt remaja yang rela melakukan apa saja demi mendapatkan pengakuan dari sekitar.

Upaya Pencegahan pemberontak “bawang kothong”

Dalam upaya pencegahan hendaknya dimulai dari kesadaran bahwa ada makna dan sejrah yang lahir mendahului symbol.Dan itu sama sekali bukan untuk dilupakan.Ada arti dari setiap symbol yang tidak bias begitu saja kita abaikan .Semua orang pasti setuju untuk tertawa saat melihat seorang punk masuk ke sebuah rave party yang penuh dengan kemapanan.pemberontakan tidak harus selalu ditampilkan dalam gambar dan bentuk .Ada banyak cara lain untuk berontak.Lewat musik,tulisan,maupun lisan.Bukan bendera yang dikibar-kibarkan!!Bukan emblem yang memenuhi jaket kulit!!Bukan stiker,bukan pula spike yang melingkar di lengan.Pemberontakan adalah sebuah bentuk dan sikap bukan bagaimana cara kita agar terlihat “Seperti Pemberontak.”

Tidak ada komentar: