Senin, 26 Mei 2008

meminjam teori evolusi darwin

Meminjam teori Evolusi C.Darwin.terlalu banyak hal yang ada dalam diri manusia adalah sama dengan hewan.dalam segi apapunkecuali pada hakikatnya manusia diberi akal untuk berpikir dan naluri untuk bertindak atau berkegiatan. Pun itu Cuma berdasar pada hakikat. Pada kenyataannya, kecenderungan terlihat jelas bahwa akal dan naluri yang dipakai dalam keseharian lebih kehewanian.

Bagaimana tidak?......

Sikap menjatuhkan, memaksakan, dan atau bahkan saling mematikan demi tercapainya suatu obsesi terbesar yang disebut kepentingan pribadi di atas segalanya. Tak ada lagi pengertian antar sesama, penghargaan atas sesuatu dan toleransi yang terkadang ditemukan berdampingan dengan kehewanian hewan itu sendiri.

Kesadaran demi kebersamaan menjadi terlalu mahal kalau hanya untuk diumbar begitu saja. Pasti ada-ada saja motif dibalik semuanya. (saya pun sadar pernah melakukan hal yang sama)

Celakanya lagi, disaat melkukan sesuatu yang menurut manusia kehewanian “tidak wajar” kondisi dan pandangan sekitar langsung berubah 180’ menjadi aneh tehadap ketidakwajaran tersebut. Penerimaan yang sinis memancing semuanya menghakimi yang aneh menurut umum itu adalah salah. Tetapi semua dilakukan secara diam-diam atau bahasa kerennya PLATONIS. (heeheehehhhee, ada pengkorupsian makna disini,biasanya pengagum rahasia dikorupsi menjadi pencibir rahasia)

Jadi inget opini kawan saya yang udah sedikit saya alih bahasakan seperti ini “Kondisi publik terlalu dipaksa menerima bahwa yang kuat akan selalu menang”. dengan sengaja mindset seperti itu dilanggengkan dan dilestarikan untuk menjadi pegangan hidup setiap individu. Dan dibuat seolah-olah tak ada tempat lagi untuk yang lemah. Dan terlalu lucu juga menurut saya kalau semua elemen dari semua individu adalah sesuatu atau seseorang yang kuat semua. Terlalu kacau dan amburadul nanti jadinya.

Semuanya ditambah dengan ketimpangan social yang semakin banyak bermunculan. Taruhlah ketika elemen yang lemah dengan sabar dan loyalitas diri dalam melayani elemen yang berada diatasnya yang notabene adalah elemen kuat. Seharusnya yang mereka harap dapat mereka terima minimal adalah sebuah penghargaan. Tetapi dalam kasus seperti diatas yang ada hanyalah yang kuat akan semakin kuat dan yang lemah akan semakin diinjak-injak.

Sampai kapan akan seperti ini?????????????

Tak ada kejelasan, tak ada keberpihakan dan tak ada rasa belas kasihan.

Capek andaikan seperti ini terus….

Tapi sebelum tulisan ini juga semakin tidak jelas, saya sudah berkesimpulan bahwa apa yang diimpikan oleh orang selama ini tentang kedamaian adalah diangan-angan saja. Selama tak ada kesadaran antar personal untuk mencoba mewujudkan dan selama belum hilangnya mausia kehewanian yang terlalu jauh memonopoli sisi kehidupan.

Tidak ada komentar: